Kamis, 08 Mei 2014

Kesaksian Kivlan Zen tentang Prabowo dan Isu Kudeta 1998

http://nasional.kompas.com/read/2014/05/06/1931240/Kesaksian.Kivlan.Zen.tentang.Prabowo.dan.Isu.Kudeta.1998

Kesaksian Kivlan Zen tentang Prabowo dan Isu Kudeta 1998

Selasa, 6 Mei 2014 | 19:31 WIB
Kompas.com/SABRINA ASRIL

JAKARTA, KOMPAS.com — Mantan Kepala Staf Komando Cadangan Strategis TNI Angkatan Darat (Kostrad) Mayjen (Purn) Kivlan Zen membantah isu tentang keinginan Panglima Komando Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) saat itu Letnan Jenderal (Purn) Prabowo Subianto untuk mengudeta pemerintah pimpinan Presiden BJ Habibie pada 1998. Menurut Kivlan, Prabowo tidak pernah berhasrat melakukan kudeta dan hanya menjadi kambing hitam dari peristiwa kerusuhan Mei 1998.
"Katanya, dia (Prabowo) mau kudeta saat kerusuhan, padahal tidak ada," ujar Kivlan di Jakarta, Selasa (6/5/2014).
Dia mengatakan, pada saat peristiwa kerusuhan berlangsung, Prabowo diminta hadir oleh sejumlah tokoh masyarakat yang berkumpul di Hotel Sahid, Jakarta. Di sana terdapat sejumlah tokoh politik hingga budayawan yang menawarkan agar Prabowo mengambil alih pemerintahan.
"Tapi, dia (Prabowo) tidak mau. Saya ada di samping dia 24 jam. Prabowo juga dituduh sebagai dalang dari Trisakti. Itu yang melakukan polisi Sabhara yang menembak, bukan tentara. Ini sudah character assasination bagi Prabowo," ujar Kivlan.
Hubungan antara Prabowo dan Habibie pada 1998 dikabarkan sempat memanas. Dalam buku Detik-detik yang Menentukankarya Habibie, diceritakan bahwa Prabowo sempat meminta bertemu Habibie, yang ketika itu menjadi presiden RI setelah Soeharto mundur. Pertemuan akhirnya dilakukan pada 22 Mei 1998 di Istana Negara. Dalam pertemuan itu, Habibie akhirnya memecat Prabowo dari posisinya sebagai Pangkostrad.
Prabowo dikabarkan sempat tidak menerima keputusan tersebut. Namun, Habibie tetap bertahan dengan alasan adanya pergerakan pasukan TNI AD masuk ke arah Kuningan dan menuju Istana Negara. Prabowo berdalih bahwa itu untuk mengamankan Presiden. Namun, Habibie tidak lantas percaya dan tetap pada keputusannya mencopot Prabowo.
Saat menjadi public lecturer dalam sebuah diskusi yang diadakan Soegeng Sarjadi Syndicate (SSS) pada 18 Desember 2012, Prabowo sempat mengutarakan penyesalannya tidak melakukan kudeta. Dia mengatakan tidak jadi mengudeta karena pada usia 18 tahun dirinya pernah bersumpah untuk membela negara Indonesia yang bersendikan Pancasila.
"Gara-gara sumpah sih jadi enggak jadi (kudeta) karena saya ingat itu. Saya takutnya sama buku kecil yang berisi UUD 1945. Takutnya hanya satu buku itu, yang di dalamnya ada satu ayat yang menyebutkan presiden pegang kekuasaan tertinggi atas angkatan perang. Jadi, sudah dikunci dengan satu kalimat itu," ujar pria yang kini tengah meniti jalan menuju calon presiden pada Pemilu 2014 tersebut.

Ikuti perkembangan berita ini dalam topik:

Penulis: Sabrina Asril
Editor: Laksono Hari Wiwoho

Tidak ada komentar:

Posting Komentar